Beberapa minggu yang lalu, saat aku
tak sengaja melihat banyak penjual ikan di pinggir jalan, akhirnya aku
memutuskan untuk membeli sekaligus memeliharanya. Setelah melihat-lihat
dan mensurvei harga, ku putuskan untuk membeli tiga ekor ikan cupang
berukuran sangat mini, plus aquarium yang juga berukuran mini.
Saat
itu aku berpikir untuk segera memberi nama pada ketiga Ikan-Ikan ku,
dan... tercetuslah tiga nama "Pika" "Piko" dan "Poku". Nama yang lucu
bukan?Setelah berminggu-minggu mereka bersama ku, belum pernah sekalipun aku mengganti air habitatnya, tentu saja karna banyaknya tugas kampus yang menyita perhatian ku. Sampai-sampai aku selalu lalai untuk mengganti airnya.
Sampai pada suatu sore, sepulang kuliah aku memutuskan untuk mengganti airnya. Setelah selesai melakukan sholat Ashar, ku tenteng aquarium merah ku menuju kamar mandi, dan kuletakkan disisi wastafel. Awalnya aku berfikir bagaimana cara membuang airnya? Sedangkan aku tak memiliki saringan! Namun aku tak kehilangan akal. Karna aquariumnya yang berukuran mini, akhirnya aku membuang airnya secara perlahan, tentunya sambil menggunakan telapak tanganku sebagai tadahannya, jaga-jaga siapa tahu Pika-Piko-Poku mendadak bandel.
Ternyata
firasat ku benar, si Piko, yang memiliki warna paling gelap diantara
mereka tiba-tiba melakukan gerakan salto dan keluar dari aquarium, lalu
masuk menuju lubang wastafel. Karna tak sempat menyelamatkan Piko,
akhirnya saat itu juga aku harus merelakan kepergian Piko.
Sebenarnya,
saat itu ada satu rahasia kecil tentang saltonya Piko ke Lubang Hitam
nan Sesak. Sebenarnya saat itu Piko tak benar-benar langsung masuk ke
dalam lubangnya, namun posisinya benar-benar berada disisi lubang.
Dalam
waktu sepersekian detik, saat nyawa Piko menjadi taruhannya, aku malah
berpikir untuk mencari sesuatu guna mengambil Piko, karna saat itu yang
ada dipikiranku adalah aku geli dan sedikit enggan untuk memegang tubuh
Piko yang bau amis. Tapi karna keegoisan ku, dalam waktu sepersekian
detik tadi aku malah harus kehilangan Piko, ia memutuskan untuk masuk
kedalam lubang wastafel :(
Padahal
saat itu aku sedang memutar otak bagaimana cara menyelamatkan Piko,
tapi karna Piko tak mengerti maksud ku (tentu saja karna ia adalah
seekor ikan) ia lebih memilih menceburkan dirinya ke dalam lubang :(
Ada
hikmah yang benar-benar bisa ku petik dari tragedi jatuhnya Piko, jika
lain kali aku berada dalam posisi harus menyelamatkan nyawa seseorang,
maupun seekor hewan, atau bahkan sesuatu benda yang sangat berharga,
harusnya aku tak memikirkan resiko apa yang harus ku tanggung :'(
Seharusnya aku segera bertindak melakukan penyelamatan :'( Bukan malah
memikirkan keselamatan diri-sendiri :'(
Itulah mengapa aku sedih kehilanganmu Piko, karna perasaan bersalah ini terus menghantui ku.
Terima
kasih Piko, walaupun kau hanya seekor Ikan yang kecil, bahkan teramat
kecil, tapi mampu memberikan ku kesadaran tentang betapa pentingnya
menyelamatkan sesuatu yang sangat spesial.
Selamat
Jalan Piko!! Semoga akhirnya kau bermuara di saluran air, tidak
tersendat di lubang wastafel yang sempit dan gelap :'( :'(
Selamat Jalan Piko!!!
0 komentar:
Posting Komentar