Selasa, 11 November 2014

Angin dan Embun

Diposting oleh salmasara.blogspot.com di 05.39



Kau tahu angin? Sesuatu yang tak berwarna, sesuatu yang tidak bisa kita lihat wujudnya, bahkan bisa dibilang sesuatu yang tak berwujud tapi ada, ada karna kita sering merasakan kehadiran nya. Tanpa kata angin datang, dan tanpa kata pula angin pergi. Dengan membawa sejuta kelembutan ia datang, menggelitik daun yang terisiur malu-malu, ikut melarikkan nyanyian pagi bersama burung-burung, menemani keheningan malam yang sunyi, dan menyertai desiran debur ombak pantai, juga menemani hati yang sepi.


Dan kau pun seperti angin, datang dan pergi tanpa kata. Kau hanya datang dengan senyum yang tersungging di wajah mu, senyuman khas mu. Senyum yang tanpa kau sadari mampu memberikan energi dalam kehidupan ku. Entahlah, aku sendiri tak menyadarinya sejak kapan. Yang aku tahu, tiba-tiba saja selintas wajah mu yang sedang menyunggingkan senyuman selalu terlintas dalam benak ku.

Dan kau tahu embun? Setiap pagi embun tak pernah lupa untuk menggelayut manja di ujung daun, di ujung rerumputan yang rimbun, dan tertimpa sinar matahari pagi yang membuat embun berkilauan karna nya. Bahkan di ujung dahan yang akan patah sekali pun ia tetap menggelayutinya. Dan kau tahu mengapa embun tak pernah berdiri sendiri? Karna embun membutuhkan sandaran untuk ia berdiri, dan itulah takdir hidupnya. Embun tak pernah bisa berbohong karna hakikatnya yang memiliki kebeningan yang murni. Dan embun juga selalu menerima takdir hidup nya, menerima jika tiba-tiba angin yang sepoi datang menyiurkan daun tempat ia bergelayut dan menjatuhkan nya ke tanah dengan seketika.

Dan aku pun seperti embun, yang tanpa sadar menjadikan senyum mu sebagai warna tersendiri dalam dunia ku, dan sebagai sumber energi kehidupan ku. Dan tak ada yang bisa ku lakukan selain menerima kenyataan ketika kau memutuskan untuk pergi tanpa kata, menjatuhkan ku dan membangunkan ku untuk segera terbangun dari mimpi, dan kau meninggalkan ku sendiri. Benar-benar tak ada yang bisa ku lakukan selain menerima kenyataan, sama hal nya seperti embun yang terjatuh dari ujung daun karna desiran angin.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Girl's Diary Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea