Sebagai anak perempuan. Kedua orang tuaku beranggapan bahwa
kami harus bisa menjadi perempuan yang mandiri *aku yakin semua orang tua yang lainnya juga menginginkan hal ini*. Bisa diandalkan. Termasuk
urusan membantu pekerjaan rumah.
Hal ini terjadi beberapa tahun silam. Sepertinya sudah
sekitar tiga atau empat tahun yang lalu. Dan sekarang sudah menjadi hukum
tersendiri bagi kami.
Jadi begini ceritanya. Sering kali tiba-tiba Ibu berteriak
untuk membantunya. Tapi sayangnya, terkadang ada sedikit perasaan jengkel
ketika kami sedang asyik melakukan sesuatu, tiba-tiba mendapatkan teriakan
seperti itu. *maklum, saat itu kami masih terlalu dini untuk mengerti*
“Tolong bantuin Ibu sini di dapur.” Tidak menyebutkan nama
kami secara spesifik membuat kami tidak ada satupun yang beranjak berdiri.
Karna hal ini berulang kali terjadi. Lama-lama Ibu kesal
juga >.< Akhirnya, ku katakan hal seperti ini pada beliau. “Habisnya,
kalau Ibu mau nyuruh harusnya panggil salah satu di antara kita. Biar ngga
bingung”
Dan~ jeng-jeng-jeng… akhirnya, jika Ibu ingin menyuruh,
beliau selalu menyelipkan nama salah satu di antara kami.
Mba ; untuk kakakku yang pertama.
De’ ; untuk kakakku yang kedua.
Po ; untukku
Jadi, jika Ibu berkata, “Po, tolong ambilin gula di meja.”
Aku tak boleh mengelak. Dan kedua kakakku tak boleh menggantikan tugasku.
Ps. Sedikit aneh memang. Padahal akulah si Bungsu, tapi yang
mendapatkan panggilan ade’ bukan aku. Melainkan kakakku yang nomor dua
>.<
Ps. Sebenarnya ini tulisan lama,
berhubung baru sempat internetan dengan laptop, jadi baru di-post
sekarang. Habis ini akan susul menyusul tulisan ku yang lainnya tentang
liburan.
0 komentar:
Posting Komentar