Sebagai
manusia, kita memang memiliki hak untuk berpendapat. Bersuara. Menilai sesuatu.
Tapi, menurut pendapat pribadiku, sekali lagi- ini menurut pendapat pribadiku, ada
hal-hal yang tidak boleh kita komentari. Yaitu masalah ibadah.
Belum
tentu orang yang berpenampilan berandal ibadahnya tidak maksimal. Siapa tahu
sholatnya lebih thuma’ninah dibanding kita, mengajinya lebih fashih, ibadah Sunnahnya
lebih sering dikerjakan. Begitu juga sebaliknya, belum tentu orang yang
berpenampilan alim lebih maksimal dalam beribadah.
Kita
tak pernah tahu. Apakah ia ikhlas mengerjakan ibadahnya. Apakah ibadahnya
diterima. Tak akan pernah tahu. Apalagi sampai menilainya. Hanya hatinya dan Sang
Pemilik hati yang mengetahui hal ini. Ibadah adalah urusan hamba dengan
Pencipta nya.
Tak usah
sibuk mengurusi apalagi berkomentar tentang ibadah seseorang. Berkomentar yang
dimaksud adalah mengomentari tentang rajin tidaknya ibadah seseorang. Diterima atau
tidaknya ibadah yang dilakukannya. Bukan tentang tata cara beribadahnya. Justru,
jika dirasa ada yang kurang pas mengenai tata cara beribadah, kita dianjurkan
untuk mengingatkan. Sebagai contoh, ketika kita melihat teman perempuan yang
ingin sholat, tapi rambutnya ada rambut yang terlihat, bukankah rambut bagian dari aurat? Tak masalah jika kita
mengingatkannya.
Ps. Ini
bukan artikel tentang keagamaan, karna tidak ada dalil maupun hadits di
dalamnya. Ini hanya sekedar asumsi. Oke? Ini hanya sekedar asumsi.
0 komentar:
Posting Komentar