Rabu, 05 November 2014

Nama ku

Diposting oleh salmasara.blogspot.com di 07.53

Beberapa tahun silam, tepat nya tanggal 29 november, seorang ibu dengan segala perjuangannya dan dengan mempertaruhkan nyawanya akhirnya berhasil melahirkan bayi kecil yang mungil.Ya, itulah aku. SALMA SARAJEVO, sebuah nama yang dihadiahkan orang tua ku pada ku. Entahlah, aku sendiri tak mengerti mengapa semua orang menganggap nama ku unik.
Ketika aku kecil, aku menganggapnya sama sekali tak ada yang unik dengan nama ku, biasa saja, nothing special.Semua orang dewasa di sekeliling ku selalu menanyaiku tentang arti nama ku. Aku sampai bosan mendengar pertanyaan mereka tentang arti nama ku. Dulu, aku fikir aku tak perlu mengetahui apa arti nama ku, karna sekali lagi aku fikir tak ada bedanya nama ku dengan nama teman-teman sebaya ku yang lain.Tetapi, karna bosan hanya menggelengkan kepala ketika di tanya, akhirnya ku putuskan untuk menanyakannya kepada kedua orang tua ku.Dan beginilah ceritanya...***“Popo, akhir-akhir ini ibu sering perhatikan sepertinya ada sesuatu yang mengganggu pikiran mu. Ada apa gerangan? Kau selalu tahu bahwa kau bisa menceritakannya pada ibu.”Aku, yang dengan polosnya dengan aksen anak-anak mensidekapkan kedua tanganku dan kumajukan kedua bibirku lantas menggeleng pelan. “Tidak, aku tidak pa-pa!”Ibu tertawa lantas menjawil pipi ku. “Baiklah kalau kau tak ingin menceritakannya sekarang. Mungkin esok lusa.”Aku tetap menggelengkan kepala ku. “Tidak, aku tidak pa-pa!”Ibu hanya mengangkat bahunya sambil tersenyum.***“Hai Sarajevo! Darimana saja kau 2 hari ini? Oh aku tahu, jangan-jangan kau habis mengunjungi kota nama mu? Bukankah Sarajevo salah satu kota yang paling miskin di dunia? Yah, aku hanya bisa berdo’a semoga kau tidak mengalami nasib yang sama dengannya.” Serempak sekawanan teman-teman lelaki ku tertawa mendengarnya.
2 hari kemarin aku memang tidak masuk sekolah karna sakit gigi yang secara tiba-tiba menyerangku.Arif, salah satu teman lelaki ku memang suka sekali mentertawai nama ku, dia selalu mengatakan hal itu, ‘Sarajevo adalah nama kota dan termasuk dari salah satu kota yang paling miskin di dunia.’ Dia murid baru yang benar-benar menyebalkan. Sebelum nya teman-teman SD ku tak pernah ada yang peduli dengan arti nama Sarajevo, tetapi karna kedatangan si murid baru ini, yang selalu menyebarkan cerita yang tidak-tidak tentang nama ku, jadilah semua teman-teman ku penasaran apakah yang dikatakan oleh nya benar atau tidak.Aku sendiri sebenarnya tidak tahu-menahu apakah Sarajevo benar-benar nama kota atau bukan, apalagi sampai menyandang gelar termasuk salah satu paling miskin di dunia. Toh kalaupun memang benar, apa peduli ku? Aku yakin orang tua ku mempunyai maksud yang lain memberiku nama Sarajevo. Bukan dengan harapan aku menjadi ikut miskin seperti kota Sarajevo.***Sebenarnya karna hal ini akhir-akhir ini aku berubah menjadi pendiam ketika di rumah. Aku bingung harus bertanya bagaimana dan darimana. Lagipula aku benar-benar tidak siap mendengar jawabannya jika benar-benar demikian.
Lagi-lagi ibu menanyaiku, dan lagi-lagi hanya gelengan kepala yang bisa ku berikan  mengatakan bahwa aku baik-baik saja.***“Bagaimana Sarajevo? Apa kau sudah menanyai ibu mu tentang arti nama mu?” Tiba-tiba ia menduduki kursi tepat di depanku dan memutar posisi duduknya sehingga menghadap ke arahku.Aku hanya mendengus mendengarnya. Lantas kembali menggambar sesuatu di buku catatan ku.“Aku yakin kau tidak berani menanyakan nya pada orang tua mu. Iya kan?”Aku menoleh. “Memangnya apa urusan nya dengan mu? Lagipula apa peduli mu dengan arti nama ku? Hm?”Ia tertawa. “Untuk apa aku peduli dengan arti nama mu? Lagipula, aku hanya ingin kau mengerti bahwa yang selama ini aku katakan padamu adalah benar bahwa Sarajevo adalah termasuk salah satu kota yang paling miskin di dunia.”Lagi-lagi teman-teman ku yang mendengar ejekannya tertawa terpingkal-pingkal.Ku lempar tipe-x yang berada dalam genggamanku ke kepalanya. Aku benar-benar sudah tidak tahan lagi mendengar ejekannya.Tapi aku sendiri tak menyangka ternyata lemparan ku begitu keras sehingga menyebabkan keningnya berdarah. Tipe-x nya pun sampai bocor dan mengotori keningnya sehingga noda darah dan noda tipe-x membaur mengotori keningnya.Ia sudah beranjak dari kursinya hendak ingin membalas perbuatan ku. Aku sudah siap siaga 24 jam kalau-kalau ia ingin membalas perbuatanku. Ku ambil apa saja yang ada di hadapan ku sebagai senjata untuk melemparinya.Teman-teman ku yang menyadari akan segera terjadi pertengkaran pun berteriak-teriak heboh.Ketika ia sudah berhasil menarik lengan bajuku, tiba-tiba guru wali kelas ku, Bu Suci memasuki ruang kelas dan begitu beliau mengetahui akan ada pertengkaran yang terjadi beliau pun langsung melerainya.Bu Suci menarik kerah seragam Arif dari belakang. “Arif! Apa yang akan kau lakukan?” Hardik Bu Suci keras.Arif pun terpaksa menoleh dan seketika Bu Suci terpekik pelan begitu melihat kening Arif yang bercucuran darah.“Sekarang kalian berdua ikut Ibu ke ruang guru.”***Perkiraan ku tepat, aku mendapat surat peringatan dari Bu Suci yang harus ku berikan pada Ayah dan Ibu ku, dan keesokan paginya sudah harus ada tanda tangan orang tua ku sebagai bukti bahwa aku sudah memberi-tahukan surat peringatannya.Beruntung aku tidak seperti Arif yang mendapat surat panggilan untuk orang tua nya karna memang baru kali ini aku membuat masalah di sekolah, tidak seperti Arif yang memang terkenal badung.Malam harinya, dengan berat hati ku berikan surat itu pada Ibu ku yang sedang berkutat dengan tugas-tugas nya.Ku ulurkan tanganku yang memegang sehelai surat dari Bu Suci pada ibu. “Apa ini?” Tanya Ibu.Karna bingung dengan apa yang harus ku katakan akhirnya ku gelengkan kepalaku.Ibu pun membuka amplop nya dan mulai membacanya. Kernyitan mulai tampak di keningnya, lantas beberapa detik kemudian mendesah.“Memangnya ibu pernah ngajarin kamu berantem ya?”Aku menggeleng.“Lantas?”Aku kembali menggeleng.Ibu dan aku sama-sama terdiam untuk beberapa saat.“Dia duluan yang mulai. Bukan popo!” Ujarku akhirnya. Ibu mendelik melihatku, tak mempedulikan tatapan tajam darinya aku kembali melanjutkan cerita pembelaan ku. “Dia selalu ngejekin nama Popo, dia bilang Sarajevo termasuk salah satu kota paling miskin di dunia. Tapi popo nggak percaya, popo yakin ibu sama bapak nggak mungkin ngasih nama Sarajevo kalau memang Sarajevo termasuk salah kota paling miskin di dunia. Toh kalaupun bener, Popo yakin maksudnya bukan seperti yang Arif kira.”Aku tak mengerti mengapa tiba-tiba Ibu tersenyum, seperti senyuman geli. “Yakin Cuma gara-gara itu berantem sama Arif?” Tanya Ibu.Aku mengangguk tak mengerti karna senyum nya belum hilang dari wajahnya. Ibu menghela nafas lantas mengambil pulpen dan mulai membubuhi tanda tangan di surat pemberitahuan ku.Ku ambil surat pemberitahuan ku dan beranjak pergi meninggalkan nya.
“Po?” Panggilan ibu membuatku menghentikan langkah ku.“Kamu nggak penasaran sama arti nama mu?”“Eh?”
“Sini!” Ibu mengayunkan tangannya dan menyuruh ku mendekat.Aku pun berjalan mendekatinya dan mengambil tempat tepat di sisi nya. ku sandarkan kepalaku di bahunya, ibu pun mengelus kepalaku pelan.“Jadi gini ceritanya, pada jaman dahulu kala di negara Bosnia hiduplah masyarakat yang nyaman, tentram dan aman. Pada suatu ketika datanglah pedagang dari timur, mereka menjual rempah-rempah yang mereka bawa dari negara mereka.Ternyata mereka tak hanya menjual rempah-rempah tetapi mereka juga membawa ajaran agama Islam dan mengajarkannya pada masyarakat, beberapa memang menolak, namun ada juga beberapa yang menerima sehingga beberapa yang menerima tersebut mulai membentuk komunitas kecil.Beberapa tahun kemudian ajaran agama Islam mulai berkembang di negara Bosnia dan banyak warga nya yang sudah resmi memeluk agama Islam. Tetapi, karna pemerintah negara Bosnia melarang warga nya memeluk agama Islam sehingga warga yang memeluk agama Islam pun dijajah dan disiksa, mereka dipaksa untuk kembali pada agama nenek moyang mereka. Tetapi karna keyakinan yang kuat akhirnya mereka berjuang mempertahankan agama Islam. Tak peduli walau banyak terjadi pertumpahan darah dimana-mana, tak peduli walau banyak warga yang meninggal mereka tetap berjuang mempertahankan keyakinan mereka.Akhirnya karna perjuangan dan usaha mereka Allah pun membalas dengan kemenangan, tepat pada tahun 1992 warga negara Bosnia diizinkan untuk memeluk agama Islam.Karna perjuangan merekalah ayahmu salut dengan negara Bosnia. Mereka benar-benar mempertahankan akidah mereka hingga titik darah penghabisan. Sehingga ayahmu berniat untuk memberi nama anak nya Sarajevo karna Sarajevo adalah Ibukota negara Bosnia. Sebenarnya nama Sarajevo ingin diberikan pada kakak mu, mba Fiqih karna ia lahir tepat pada tahun kemerdekaan umat muslim di Bosnia. Tapi karna ibu tak mengijinkan akhirnya ayahmu tak jadi memberikannya pada kakak mu. Kemudian beberapa tahun kemudian ketika kamu lahir ayahmu tetap bersikeras memberikan nama Sarajevo untuk anaknya, akhirnya jadilah nama mu Sarajevo.Dan mengapa Salma Sarajevo? Salma adalah bahasa arab yang berasal dari kata sallama-yusallimu yang artinya selamat, dengan harapan kau bisa selamat mempertahankan akidah mu hingga akhir hayat sama hal nya seperti kota Sarajevo.”Aku tersenyum dan mengangguk mengerti. Sekarang aku tidak akan mempedulikan lagi apa yang dikatakan oleh Arif.***                         

0 komentar:

Posting Komentar

 

Girl's Diary Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea