*Bab 3*
Jung Na Ra_
“Kau yakin baik-baik saja?”
“Ne Eun Jae-ya, kau sudah
berkali-kali menanyakan hal ini, lagipula sudah satu minggu berlalu sejak
kejadian kemarin.” Raut wajah Eun Jae masih menyiratkan kekhawatiran. Walaupun
sebenarnya tak bisa dipungkiri bahwa tadi sesaat aku merasa seolah-olah akan
pingsan, sepetinya ini efek samping dari kecelakaan kemarin.
Saat ini aku dan Eun Jae sedang
berada di kantin sekolah, menyantap makan siang.
“Apa kau sudah bertemu lagi dengan
Cha Young Sunbae?”
Aku menggeleng, “untuk apa?”
“Sepertinya dia masih menghawatirkan
mu, kau tahu? Beberapa hari ini Tae Chun melihatnya mengendap-endap di koridor
kelas, sepertinya ia berusaha untuk mencari tahu tentang keadaan mu?”
Aku tertawa mendengarnya, “untuk apa
ia menghawatirkan ku?” tentu saja ia hawatir, karna secara tak langsung ia yang
menyebabkan ku mengalami kecelakaan, tapi aku tak ingin menceritakan hal ini
pada siapa pun, termasuk Hye Jung oppa dan Eun Jae.
Eun Jae menggeleng, “entahlah. Oh, annyeong
sunbaenim![1]”
Aku sendiri tak mengerti mengapa
tiba-tiba saja aku berdiri, yang ku tahu, setelah itu aku menabrak seseorang
yang membawa piring berisi makan siang, dan terjatuh tepat diatasnya. Saat itu
juga makanan yang berada di piring nya jatuh berhamburan mengotori seragamnya.
Aku menoleh dan seketika terpekik
pelan melihat siapa seseorang yang tak sengaja ku tabrak, Cha Young sunbae!
“Oh, jweseonghamnida oppa,
jeongmal jweseonghamnida[2]!”
dengan tergesa ku ubah posisi tubuh ku yang tadinya berada diatasnya, kini
tangan ku bergerak-gerak membersihkan kimbap[3] dan
kuk[4] yang
berhamburan mengotori seragamnya.
Tiba-tiba Cha Young sunbae mencekal
tanganku, dan saat itu juga aku pun tersentak kaget, dengan ekor mata, ku beranikan diri melihat raut mukanya.
Tak ada ekspresi apa-apa yang kudapatkan dari sana, ia sama halnya seperti
hari-hari yang lalu, menatap kedalam mata ku dengan tanpa ekspresi apapun.
“Apakah gelang ini milik mu?”
Tanyanya sembari memegang gelang yang melingkar di sebelah jam tangan ku.
Aku mengangguk bingung. “Ne.”
“Oppa, gwaenchana?” tiba-tiba saja seorang gadis merangsek maju menghampiri kami,
entah siapa namanya, ia berusaha membantu Cha Young sunbae untuk
berdiri. Ia mengibaskan sisa kotorannya dan tanpa menghiraukan siapa pun pergi
begitu saja.
Aigo… jjinjja[5], mengapa semua lelaki disekitarku selalu bersikap sama?
***
Jung Na Ra***
“Kau serius berniat membantunya?”
Eun Jae bertanya khawatir
“Tentu saja, lagipula aku yakin saat
ini pakaian Sunbae kotor sekali! Bukankah tadi kau juga melihat sendiri
bagaimana aku menumpahkan kimbap dan kuk nya. Siapa tahu kaos ini
bisa sedikit membantu.”
Eun Jae terlihat berfikir keras.
Entah apa yang difikirkan nya. Beberapa saat aku menunggu. Ternyata ia malah
asyik dengan lamunan nya.
“Ya sudah, kalau begitu aku pergi
dulu.”
“Jung Na Ra! Tunggu! Kau yakin pergi
sendiri?”
Aku tertawa mendengarnya. Lantas
mengangguk. “Mengapa harus takut?”
“Entahlah, hanya saja, sepertinya
tak aman bagi mu pergi seorang diri menemuinya.”
Aku kembali tertawa. “Kau bercanda
Eun Jae. Sudahlah, aku pergi dulu!”
***
Jung Na Ra_
Aku mencoba mencarinya di sekitar
loker penyimpanan siswa. Ternyata tak ada, akhirnya ku putuskan untuk
mencarinya di toilet. Dengan langkah perlahan aku memasuki toilet pria. Ada
satu pintu kamar mandi yang terkunci, berharap semoga ia yang berada di
dalamnya. Semakin memelankan langkah aku mencoba mendekati pintunya. Setelah
aku benar-benar berada di hadapan pintu kamar mandi, ku rapatkan badan ku
disana, terutama daun telinga ku. Mencoba mencuri dengar dari luar pintu.
Aneh, tidak ada suara apa-apa yang
ku dengar. Semakin ku rapatkan daun telinga ku di sana. Saat itulah, tiba-tiba saja pintu nya terbuka dan aku pun
terhuyung. Hampir saja tubuh ku tersuruk di lantai, tapi berhasil ditangkap
oleh sosok si pembuka pintu.
“Sunbae?” buru-buru ku perbaiki posisi tubuh ku yang berada dalam pelukannya.
Sial! Setiap kali berada di dekatnya mengapa aku selalu saja melakukan hal-hal konyol?
Tapi belum sempat kaki ku berdiri dengan sempurna ia melepaskan ku begitu saja.
Sekarang tubuh ku benar-benar tersuruk di lantai.
“Apa yang kau lakukan?”
“Ah, ini.” Aku menyodorkan kaos ku.
“Siapa tahu Sunbae membutuhkannya.” Aku mencoba memasang senyum selebar
mungkin.
Masih dengan posisi ku yang tersuruk
di lantai ia menepis kaos ku dengan kakinya. Menendang tangan ku yang memegang
kaos. Hal yang benar-benar diluar dugaan ku. Lantas tanpa kata ia pergi begitu
saja. Namun baru beberapa langkah berjalan tiba-tiba ia berbalik menghampiri
ku. Menekuk lututnya. Mencoba mensejajarkan posisinya dengan posisku yang masih
terduduk di lantai, memijit kaki ku yang terkilir akibat terjatuh.
Ia memegang kening ku. Lantas
bergumam pelan. “Sepertinya kau sudah sehat akibat kejadian beberapa hari yang
lalu. Syukurlah.” Lantas berlalu meninggalkanku.
Aigo, dia pikir dia siapa? Eun Jae benar, harusnya tadi aku tak usah
membantunya.
***
0 komentar:
Posting Komentar