*Bab 2*
Jung Na Ra_
Sudah sejak 10 menit yang lalu aku
berdiri disini, dibawah rimbunan dedaunan pohon akasia, musim gugur mulai
merubah warna daunnya menjadi kecoklatan. Tak sedetik pun aku mengalihkan
pandangan dari gedung bangunan Yaengguk High School yang berdiri kokoh tepat di
seberang ku.
Seharusnya sejak 10 menit yang lalu
aku sudah berada di dalam kelas, tapi lagi-lagi untuk yang kesekian kalinya aku
harus datang terlambat ke sekolah. Biasanya aku memiliki 1001 alasan apapun
agar aku diizinkan untuk masuk, walaupun tetap menerima sangsi atas keterlambatan
ku. Tapi karna hari ini genap keenam kalinya aku terlambat dan lima waktu yang
lalu aku diizinkan masuk, aku tak yakin kali ini aku berhasil lolos.
Sebenarnya aku tak memerlukan
alasan-alasan lain untuk diizinkan masuk karna dibalik keterlambatanku semua
alasannya selalu sama, selalu karna Hye Jung oppa! Selalu! Tapi, yah, mau
bagaimana lagi, aku tak mungkin mengatakan yang sebenarnya.
Tiba-tiba mata ku menangkap sesuatu,
atau lebih tepatnya seseorang, seseorang yang beberapa hari ini selalu menegur
ku, sebenarnya menegur bukanlah istilah yang tepat, karna yang ia lakukan
hanyalah menatapku, sama sekali tak ada teguran yang terucap dari
mulutnya. Entahlah, aku sendiri
sebenarnya tak mengenal nya, setiap 1 bulan sekali berganti sekolah membuat ku
tidak memiliki seorang teman pun.
Ia dengan sigapnya menaiki gerbang
utama Yaengguk High School yang menjulang tinggi, dan setelah itu entah apa
yang dilakukannya tiba-tiba saja gerbang utama terbuka. Benar-benar terbuka
walaupun hanya secelah.
Ia menuruni gerbang dan dengan
santainya melengang masuk. Mata ku masih mengikuti seluruh gerak-geriknya,
sampai tiba-tiba ia menghentikan langkahnya ketika kaki kanan nya yang telah
melewati gerbang, menoleh kearah seberang, tepat kearahku. Ia bertanya lewat
tatapan matanya, sesuatu hal yang selalu ia lakukan. Lantas menggedikkan
bahunya sebagai kode untuk mengikutinya.
Bagai mendapat durian runtuh, aku
tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa memasuki Yaengguk High School
tanpa tertangkap basah karna terlambat. Semakin ku percepat langkah ku,
benar-benar tak ingin menyia-nyiakan kesempatan langka seperti ini.
Karna tak memperhatikan jalanan,
tiba-tiba saja sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi sedang melaju
kencang ke arahku, membuat tubuh ku terpental beberapa meter di sepanjang
trotoar. Warna merah seketika merubah warna seragam ku dalam sekejap, dan hal
terakhir yang kulihat adalah ia yang tergopoh-gopoh membawa tubuhku.
***
Lee Hye Jung_
“Yeobeosaeyo?[1]
Hyeong?[2]
Yeobeosaeyo? Hyeong, eodie iseoyo?[3]”
Baru kuangkat teleponnya tiba-tiba Eun Jae, uri sachon [4],
sudah merepet panjang lebar. Heran, padahal dia anak lelaki, tapi cerewet
seperti anak perempuan.
“Waeyo?[5]”
Tanyaku.
“Na Ra, Jung Na Ra, ada sesuatu yang salah
dengannya, aku kurang bisa menjaganya. Mianhae, jeongmal mianhae.[6]”
Ku potong ucapannya, “Eun Jae-ya!” Panggilku.
“Ne?” Ia seperti baru tersadar dari
ocehannya.
“Bicaralah yang jelas! Hyeong tak mengerti
dengan apa yang kau katakan!”
“Na Ra, Jung Na Ra, ada sesuatu yang salah
dengan dirinya. Saat ini ia sedang berada di UKS, kau harus segera kesini!” aku
sudah mematikan handphone dan bergegas pergi.
Padahal aku tahu setelah ini aku harus mengadakan
pertemuan dengan rekan bisnis ku, tapi apa boleh buat, saat ini Na Ra
membutuhkan ku.
***
Jung Na Ra_
Perlahan kubuka kedua kelopak mataku, kurasakan kepalaku
berdenyut kencang sekali, Ku urungkan niat untuk duduk.
“Jung Na Ra, gwaenchana?[7]” Ujar Eun Jae, sepupu sekaligus tetangga baru ku.
Ah, ya, aku lupa satu hal, ternyata aku bersekolah di sekolah yang sama
dengannya di Yaengguk High School, ku katakan sepupu sebenarnya ia bukan sepupu
kandung ku, melainkan sepupu Hye Jung oppa. Menyenangkan juga memiliki
teman sekaligus sepupu sepertinya, walaupun baru satu bulan kami berkenalan
tapi kami sudah berteman baik. Satu bulan yang lalu, ketika aku dipindahkan di
Yaenggeuk High School, oppa juga memutuskan untuk mencari suasana baru
dengan berpindah rumah, tepat di seberang rumah Eun Jae.
“Aku dimana?” aku masih mengerjap-ngerjapkan mataku.
“UKS, tak perlu khawatir! Aku disini menemani mu.” Ia
berusaha menenangkanku, rupanya ia menangkap wajah khawatirku.
Aku hanya tersenyum tipis mendengarnya.
“Syukurlah kau segera sadar, kalau kau sampai
mengalami koma lagi untuk yang kedua kalinya, aku tak yakin kau baik-baik saja
sekarang.” Satu hal yang kukagumi darinya, ia tipikal orang yang perhatian pada
siapa pun, tak terkecuali padaku, walaupun aku bukan sepupu kandungnya tapi ia
tetap bersikap baik padaku.
“Gwaenchana![8]”
aku
berusaha tersenyum meyakinkannya. Aku sendiri tak mengerti mengapa aku
baik-baik saja sekarang, padahal aku yakin sekali bahwa tadi tubuh ku terlempar
beberapa meter karna tertabrak mobil, mungkin sekarang tubuh ku mulai kebal
terhadap serangan.
“Kau tahu! Tadi sewaktu Cha Young sunbae[9]
membawa mu kesini ia hampir menangis melihat mu bersimbah darah.
Benar-benar keajaiban dunia melihatnya berlinang air mata, tentu saja karna
selama ini reputasinya yang terkenal dingin.”
“Cha Young sunbae? Nuguya?[10]”
“Seseorang yang membawa mu kemari.”
Oh, pantas saja ia hampir menangis, jelas-jelas ia
yang membuat ku seperti ini sekarang.
“Ah, sepertinya sebentar lagi Hyeong akan
kemari.”
“Oppa? Waeyo?”
“Tentu saja karna aku menyuruhnya kemari!”
“Ne?”
Aku panik.
Eun Jae mengangguk.
“Mengapa kau menyuruhnya kemari?” Tingkat
kepanikanku meningkat.
“Tentu saja karna aku menghawatirkan mu, jadi lebih
baik ku laporkan saja pada Hyeong.”
“Kenapa kau menga….” Belum selesai aku mengucapkan
kalimat ku tiba-tiba sosok Hye Jung Oppa sudah muncul dihadapanku.
“Gwaenchana?” Tanya nya, suaranya terdengar
sedikit meninggi.
“Ah, aku…” aku masih berusaha menyusun kalimat yang
tepat, namun lagi-lagi aku tak menyelesaikan kalimat ku karna ia memotongnya.
“Ternyata kau baik-baik saja,” ia melirik jam tangan
hitam yang melingkar di pergelangan tangannya, lantas berlalu pergi begitu saja
tanpa sepatah kata pun.
“Oppa, changemannieyo![11]”
Ia baru sampai pintu, lalu menghentikan langkahnya, walaupun ia tak menoleh
kearahku, tapi aku tahu ia mendengarkanku.
“Boleh aku pulang dengan Eun Jae? Jebal![12]”
“Aniyo![13]”
“Jebal Oppa! Ya? Lagipula Eun Jae tak mungkin
mencelakai ku, apakah kau tidak percaya dengannya?” satu hal yang memang tak
pernah dilakukan oppa, ia tak pernah mengizinkan ku untuk berpergian
dengan siapa pun, entah karna apa, yang jelas karna alasan ini juga yang
membuat ku tidak memiliki teman seorang pun.
“Aniyo!” Ia sudah melangkah pergi.
***
Lee Hye Jung_
Seenaknya saja, dia pikir dia siapa? Padahal aku
sudah membatalkan pertemuanku hanya untuk melihat keadaannya, ternyata ia malah
asyik mengobrol dengan Eun Jae. Dia fikir aku tak khawatir? Se-tak peduli apa
pun aku tehadapnya aku tak mungkin lupa dengan perjanjian hukum yang menyangkut
dirinya.
***
you can read this one too >> 3 or this << 1
Happy Reading^^
Happy Reading^^
[1]
Halo (Lebih untuk memulai suatu percakapan via telephone)
[2]
Panggilan kakak dari laki-laki ke laki-laki
[3]
Kakak, kau dimana?
[4]
Sepupu ku
[5]
Ada apa?
[6]
Maafkan aku, aku benar-benar minta maaf
[7]
Kau baik-baik saja?
[8]
Aku baik-baik saja
[9]
Kakak senior
[10]
Siapa dia?
[11] Kakak, tunggu sebentar!
[12]
Aku mohon!
[13]
Tidak!
0 komentar:
Posting Komentar