Hhh... Tak bisa ku pungkiri beberapa minggu terakhir aku kembali terserang penyakit demam, tentu saja demam yang dimaksud bukan sakit demam sungguhan. Tapi demam Harry Potter *penyakit yang benar2 tidak ada penawar nya, kecuali dengan membabat habis semua film dan beberapa bukunya yang ku punya*
J.K Rowling benar-benar mampu menyihir ku dengan kepiawaiannya dalam menyampaikan fantasi dan imajinasinya. Benar-benar luar biasa. Tentang seorang anak yang bertahan hidup dari serangan kutukan yang mematikan, tentang persahabatan yang terjalin antara Harry Potter dan teman-teman nya, tentang perjuangan menghadapi penyihir hitam yang legendaris, bahkan tentang kehilangan orang-orang yang dikasihi...
Aku sendiri tak mengerti mengapa, bahkan sampai saat ini aku masih tak henti-hentinya berdecak kagum baik ketika menonton film-filmnya maupun membaca buku-bukunya, padahal aku hampir hafal mati dengan setiap detil ceritanya. Tau seperti apa ending dari setiap film dan bukunya. Jadi... Bukankah ini amat mencengangkan?
Tak hanya itu, hal lain yang membuat ku kagum dengan Joe *J.K Rowling* adalah karna kegigihannya untuk menerbitkan Harry Potter benar-benar patut diacungi jempol. Joe telah bercita-cita menjadi penulis sejak ia kecil *yaah.. bisa dibilang aku pun begitu >.<* orangtuanya gemar membaca, dan rumah mereka di Chepstow selalu dipenuhi buku. Ia menulis 'buku' pertamanya pada usia enam tahun, tokohnya adalah seekor kelinci bernama Rabbit!
Ide cerita Harry Potter muncul begitu saja di benaknya pada tahun 1990 waktu ia naik kereta api dari Manchester ke London Saat tiba Stasiun King's Cross, sosok penyihir yang kurus kering, berambut hitam, dan berkaca mata itu telah tergambar jelas di depan matanya. Tokoh-tokoh pendukung lain pun telah terbayang dalam imajinasiinya.
Selama lima tahun berikutnya ia menyusun kerangka setiap buku sambil menulis buku pertamanya, Harry Potter and the Philosopher's Stone. Naskah itu ditolak mentah-mentah oleh agen pertama yang dihubunginya. Tapi agen kedua melihat potensi naskah itu lantas setuju untuk mencarikan penerbit baginya. Setahun kemudian barulah sang agen menemukan penerbit yang bersedia memberikan kesempatan kepada J.K Rowling, dan Harry Potter and the Philosopher's Stone pun terbit pada tahun 1997. *Gramedia Pustaka Utama menerbitkannya pada tahun 2000 dengan judul Harry Potter dan Batu Bertuah*
Seri yang awalnya diragukan akhirnya menuai kesuksesan yang besar. Ketujuh buku Harry Potter menduduki tempat teratas di daftar-daftar bestseller dan memenangkan banyak penghargaan. Harry Potter telah diterjemahkan kedalam 65 bahasa dan terjual lebih dari 350 juta eksemplar *daebak!!! >.<* Harry Potter benar-benar sebuah seri yang melegenda, selama beberapa tahun jutaan pecinta Potter *baik film maupun bukunya* menanti dengan sabar setiap serinya.
*****************
Yah- begitulah sosok historical of Joe, penulis perempuan yang ku kagumi, walaupun mustahil bagiku untuk meniru kesuksesannya *lagipula aku tidak berani bermimpi setinggi itu* Tapi aku tetap berharap kelak, suatu hari nanti aku bisa menjadi sosok penulis yang bisa menginspirasi para pembaca karya ku, dan mampu menciptakan tokoh yang benar-benar hidup dalam sanubari pembaca.
Sekian >.<
Sumber : Buku Harry Potter dan Relikui Kematian
0 komentar:
Posting Komentar