Idul Adha. Bukan barang
baru melaksanakan sholat Idul Adha tanpa orang tua. Ini sudah tahun
yang ke-9 melakukannya. 7 kali di Pesantren dan 2 kali di Jogja.
Mungkin adakalanya yang dikatakan Isal memang benar, “Popo mah udah
kebal kayaknya. Kebal dari rasa kangen. Udah jarang pulang, Idul Adha
juga ngga pernah di rumah. Ckckck, efek kelamaan ngerantau itu
kayaknya.”
Aku hanya tertawa mendengar Isal mengatakan hal ini.
Tidak juga, terkadang satu dua kali perasaan rindu masih saja
berusaha menyusup di sela-sela kesibukan. Tapi mau bagaimana lagi?
Hidup harus tetap berlanjut. Lagipula dengan teknologi yang
berkembang bisa memudahkan untuk mengatasi rasa rindu ini.
Tak bisa dipungkiri, ada
benarnya juga apa yang dikatakan oleh Isal. Lama-lama mulai terbiasa
jauh dari mereka. Mulai bisa mengatasi rasa sedih yang dirasakan
ketika habis bertemu. Biasanya hal seperti ini terjadi ketika paska
liburan selesai. Ketika harus pulang ke kota rantau. Kembali berpisah
dengan orang-orang terkasih. Seperti ada setengah perasaan yang
hilang. Separuh hati tertinggal di rumah, sedangkan separuh yang lain
ku bawa pergi. Tapi lama-lama mulai terbiasa dengan siklus seperti
ini. Paling hanya satu hari setelah liburan merasakan separuh hati
yang hilang. Satu hari berikutnya hatinya sudah kembali utuh >.<
Yah- apapun itu, semoga
saja semuanya tetap membawa berkah, aamiin
0 komentar:
Posting Komentar