Selasa, 13 Januari 2015

Love Story `part 12

Diposting oleh salmasara.blogspot.com di 07.50
 

Mengenang mu selalu saja menyisakan luka dan meninggalkan senyum tersendiri...

Ya, malam ini semua kenangan tentang mu kembali membanjiri memori ku tanpa ampun. Wajah tersenyum mu menari-nari dan memenuhi ruang imajinasi ku. Semuanya berkelebat bagai kaset yang di rewind, berebutan memasuki kepala ku.


Malam ini, ketika kami harus berlatih vokal untuk sebuah acara perpisahan. Melihat seorang pelatih yang biasa melatih kami, melihat piano organ yang biasa digunakannya, melihat jari-jemari nya yang menari lincah di atas tuts. Membuat ku mengingat semua peristiwa itu. Jika difikirkan kembali, dari sanalah semuanya berawal. Dari sanalah semua perasaan ini tumbuh tak terkendalikan.
Beberapa bulan yang lalu, sama seperti malam ini. Ketika kau harus berlatih vokal dengan sang pelatih, takdir yang memberi ku kesempatan untuk bisa menyaksikan proses latihan mu. Sebelum latihan vokal dimulai, seperti biasa harus ada beberapa teknisi yang harus dipersiapkan, termasuk salah satunya membawa piano organ ke dalam ruangan latihan dan menyiapkan kabel-kabelnya. Saat itu 'tak sengaja' aku sedang berada di sana, mengerjakan tugas kuliah, dan kau pun 'tak sengaja' memasuki ruangan yang sama. Tersenyum singkat begitu kau melihat ku, saat itu memang kita sudah sering mengobrol via e-mail *jika itu bisa disebut sebagai obrolan, karna selalu saja aku yang membuka percakapan* Kau menyiapkan dan memasang berbagai macam kabel piano. Setelah selesai, tiba-tiba kau menghampiri ku yang sedang menggunting kain flanel *salah satu dari bagian tugas kampus ku*
"Lagi ngapain po?" masih sambil berdiri ia bertanya pada ku, sembari menunjuk beberapa warna dari kain flanel dan peralatan tugas ku yang lainnya.
Aku tersenyum, "Tugas kuliah mas." 
Terdapat kerutan kecil menghiasi raut wajahnya. Senyum ku pun semakin melebar, memahami ketidak mengertiannya, mungkin dalam hati kau bertanya-tanya tugas kuliah macam apa yang sedang ku kerjakan, dengan berbagai macam warna kain flanel, juga ada gunting dan beberapa jenis benang yang berbeda.
Akhirnya dengan singkat aku menjelaskan tentang tugas kuliah ku, yang merupakan mata kuliah media pembelajaran dan saat itu aku sedang mengerjakan tugas media pembelajaran untuk anak usia dini, sesuai jurusan ku. Entahlah, aku sendiri tak mengerti mengapa melakukannya, padahal ia tak meminta penjelasan apa-apa.
Kau mengangguk-angguk mengerti, kerutan itu pun berganti dengan senyuman yang seketika menghiasi wajah mu. "Iya ya, jurusan mu kan PAUD, jadi tugas kuliahnya yang kayak begitu, membuat media pembelajaran seperti itu." 
Kau tahu! Senyuman itulah yang membuat ku seketika memeriksa debaran jantung ku, yang tiba-tiba saja berdebar dengan ritme yang tidak beraturan. Seolah-olah kau benar-benar tersenyum pada ku, seolah-olah senyuman itu benar-benar ditujukan untuk ku. Kau melihat wajah ku saat kau sedang tersenyum! Hal yang ku tau jarang sekali kau lakukan terhadap lawan jenis. Padahal aku tak tau, bisa saja kau tersenyum karna hal lain yang tidak ku mengerti. Dan pada akhirnya, senyuman kecil itulah yang membuat ku membiarkan tunas perasaan ini terus tumbuh.
Tiba-tiba mata mu tertuju pada sebuah buku dengan tebal 1000 halaman yang terletak persis di sebelah ku. Kau seperti hendak bertanya, namun urung, yang terdengar hanyalah gumaman kecil mu yang mungkin tidak kau sadari terdengar oleh ku, "oh iya, kamu kan habis beli buku Harry Potter yang ke-7"
Dari mana kau tahu? Padahal aku tak menceritakan hal ini pada mu. Namun sedetik kemudian aku teringat, memposting hal ini di social media. Mungkin dari sana kau tahu, dan seketika aku tesenyum. Merasa bahwa kau memperhatikan apa yang ku posting di akun jejaring sosial ku. Padahal bisa saja saat itu kebetulan tak sengaja status ku muncul di beranda mu. Jadilah kau mengetahui nya. Namun saat itu hati ku terlanjur mengembang karna ilusi kebahagiaan sesaat, tak memperhatikan fakta kecil ini.
Tiba-tiba salah seorang teman mu, yang juga mengikuti latihan vokal dengan mu memasuki ruangan, diikuti dengan sang pelatih. Memutus perbincangan singkat *bahkan teramat singkat* yang terjadi antara kau dan aku. Kau pun bergegas menghampiri mereka, dan segera memulai latihan.
Tiba-tiba kesadaran itu datang, sepertinya tak seharusnya aku berada di sini. Menyaksikan latihan mereka. Bergegas memberesi peralatan ku dan mulai berjalan mendekati pintu. Tiba-tiba sang pelatih, satu-satunya wanita di antara mereka berteriak berseru memanggil ku.
"Kau mau kemana?" Tanyanya.
"Pulang mba." Jawab ku singkat.
"Jangan pulang dong, disini saja ya temani mba latihan. Tidak enak kalau hanya mba perempuan satu-satunya di antara mereka. Takut menimbulkan fitnah dan pandangan negatif. Mau kan temani mba sebentar?"
Akhirnya aku mengangguk dan tersenyum. Dalam hati aku berteriak girang, bisa mendapatkan kesempatan melihat kau berlatih vokal.
Aku tahu bahwa kau memiliki suara yang merdu, tapi aku tak benar-benar mengetahui sampai aku mendengarnya sendiri. Diam-diam setiap berapa menit sekali, sambil tersipu malu aku berusaha mencuri pandang ke arah mu.
***
Bahkan, setelah beberapa bulan berlalu sejak kejadian ini, aku masih bisa mengingat semua nya dengan jelas. Bagai rekaman yang memutar ulang hasil rekamannya, semua nya berputar-putar di ingatan ku...
Dan kau tahu, malam ini ketika aku menulis status di akun sosmed ku "Semua kenangan ini berkelebat menari-nari dan memenuhi kepala ku" dalam beranda ku status ku 'tak sengaja' tepat berada di atas postingan mu. Padahal hal seperti ini lumrah saja terjadi. Tapi entahlah, kebetulan ini terlalu menarik, karna postingan ku memang ditujukan untuk mu...
Ah sudahlah~

0 komentar:

Posting Komentar

 

Girl's Diary Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea