Beberapa hari yang lalu, ketika sedang duduk di samping teman saat kami sedang rapat. Tiba-tiba ia mendapat panggilan telepon. Secara tak sengaja aku melihat layar screen nya. Tertera nama "Bapak" di sana. Aku sempat tertegun beberapa saat. Menyadari sesuatu.
Ia pun menoleh dan bertanya padaku, "aku jawab ngga ya, Po?"
"Kenapa ngga dijawab? Udah, angkat aja teleponnya. Permisi keluar sebentar mau ngangkat telepon. Siapa tahu penting."
Apa yang membuat ku tertegun beberapa saat? Ah, sebenarnya hanya masalah sepele. Aku iri dengan teman ku yang mendapat panggilan telepon dari ayahnya. Aku juga iri dengan teman-teman ku yang lain yang bisa saling berkirim sms dengan ayah-ayah mereka. Bertukar kabar. Saling berbagi cerita.
Bukan, aku tidak bisa melakukan hal yang sama bukan karna hubungan ku yang tidak harmonis dengan Bapak. Bukan karna itu. Melainkan karna Bapak yang tak pernah memiliki ponsel genggam secara pribadi. satu pun tidak sama sekali. Baik ponsel terjadul maupun tercanggih. Bapak tak pernah memilikinya. Entahlah, beliau hanya mengatakan bahwa ia tidak membutuhkan benda-benda seperti itu. Tak ada alasan bagi beliau untuk saling telepon maupun sms dengan orang lain. Jika keluarga besar pihak Bapak ingin menghubungi beliau, mereka bisa melakukannya melalui ponsel milik Ibu.
Begitu pun jika ingin mengobrol denganku maupun kakak yang sama-sama berada di perantauan. Melalui ponsel milik Ibu. Jika aku atau kakak menelpon, Ibu selalu menekan tombol loundspeaker, dan Bapak akan selalu menimbrung di samping Ibu untuk ikut mengobrol. Jadilah satu rumah bisa mendengar secara bersama-sama perbincangan kami.
Aku tak tahu, apakah Bapak pernah terpikir tentang perasaan iri yang ku rasakan. Mendapat panggilan telepon dengan nama kontak "Bapak". Bagaimanalah aku mau memberi nama kontak dengan nama "Bapak" padahal beliau tak pernah memiliki nomor kontak?
***
Haha sudahlah, jangan hiraukan rengekan anak bungsu mu ini pak. Anggap saja ini sebagai angin lalu..
Haha sudahlah, jangan hiraukan rengekan anak bungsu mu ini pak. Anggap saja ini sebagai angin lalu..
0 komentar:
Posting Komentar