Janji. Sebuah kata yang singkat tapi sungguh sarat makna. Ibarat sebuah ikrar, begitu pun dengan janji. Sesuatu yang harus kau tepati !
Bukankah wajar jika ada seseorang yang menjanjikan sesuatu pada mu dan kau menagihnya? Janji adalah hutang. Dan hutang wajib hukumnya untuk kau bayar >.<
Ternyata ada seseorang yang benar-benar mengerti sifat ku, hingga ia enggan untuk berjanji pada ku. Sebenarnya bukan enggan, tapi lebih kepada takut. Takut jika ia tidak bisa menepati janjinya. Ia bilang aku adalah tipikal seseorang yang 'hobi menagih janji'. "Jangan mencoba membuat janji dengan popo kalau tidak bisa menepati." Ujar Ibu pada kakak ku dalam pembicaraan via telepon.
Haha iya, seseorang itu ibu ku. Seseorang yang tahu bahwa aku tipikal orang 'penagih janji'.
Aku pun merebut ponsel yang sedang berada dalam genggaman kakak.
"Halo, ibu, ini popo..."
"Iya..." hening sesaat, "bukannya apa-apa, ibu kadang takut kalo mau janji sama kamu. Takut kalo ibu ngga bisa nepatin."
"Ya udah, ngga langsung ditepatin juga ngga papa kok. Yang penting ibu janji dulu."
Sebenarnya sudah dari beberapa bulan yang lalu aku meminta ibu untuk berjanji membelikanku 'sesuatu'. Tapi selalu saja pembicaraan tentang ini tak pernah menyentuh kesimpulan. Menggantung begitu saja. Seperti jemuran yang tak kunjung kering.
Ibu menghela nafas di seberang sana.
"Ya udah, iya, ibu mau beliin, tapi nanti waktu libur lebaran pas kamu di rumah." Akhirnya, akhirnya Ibu mengucapkan janji yang kutungu-tunggu.
"Beneran?!!?" tanpa sadar aku berkata sambil berteriak kegirangan.
"Dengan satu syarat! Kamu harus bisa nabung dulu, habis itu tambahin kekurangannya."
Ahh akhirnya, terima kasih Ibu. Syarat menabung bukan barang langka bagi ku. Sudah sejak keci aku akrab dengan kata menabung *haha walaupun begitu tetap saja aku masih kesulitan untuk melakukannya*
Oke, tak masalah walaupun itu masih lama. Setidaknya kau sudah berjanji. Baiklah, aku akan bersabar menunggu >.<
0 komentar:
Posting Komentar