Senin, 08 Juni 2015

Boys Phobia Syndrome*

Diposting oleh salmasara.blogspot.com di 05.38
Setelah melalui berbagai macam perenungan yang cukup panjang, aku pikir, sepertinya aku tidak mengidap 'Boys Phobia Syndrome'. Jenis fobia yang ku cipatkan sendiri. Boys; jamak lelaki,. Phobia; penyakit ketakutan, fobia,. Syndrome; sindrom.
Awalnya, kupikir aku benar-benar mengidap sindrom ini. Setidaknya ada beberapa alasan yang membuatku berpikir hal ini:
Pertama; jarang bergaul dengan lawan jenis.
Kedua; karna jarang bergaul, terkadang membuatku merasa rikuh sendiri ketika bergadapan dengan mereka.
Ketiga; selain rikuh, tak jarang satu-dua kali aku merasa takut jika berdekatan dengan mereka. Dari luar memang tidak tampak. Tapi, dari dalam,  aku hanya bisa berusaha meredam suara jantungku yang menderu ketakutan.
Keempat; jika aku sudah ketakutan, biasanya reaksi yang terlihat adalah aku tampak seperti orang yang salah tingkah. Bukankah ini aneh? Normalnya, seorang manusia akan berbuat salah tingkah di depan lawan jenis hanya ketika mereka berhadapan dengan orang yang disukai. Sedangkan aku, jangankan dengan orang yang disuka, dengan lawan jenis yang tidak dikenal saja aku bisa salah tingkah. Kan, tidak lucu jika aku berbut salah tingkah pada semua lawan jenis.
Oke, itu hanya hipotesis awal. Penelitian dilanjutkan dengan menggali ingatan tentang pengalaman organisasi HMPS selama kurang lebih satu tahun. Ketika berada di HMPS, setidaknya aku berteman dengan dua lawan jenis. Mas Doni dan Amin *lagi-lagi aku harus menyebutkan nama mereka dalam tulisanku, maaf..* Aku baik-baik saja ketika berteman dengan mereka. Sekali lagi kutekankan, aku baik-baik saja. Aku sama sekali tidak merasakan keempat gejala ini ketika berdekatan dengan mereka.

Sebenarnya, sekarang aku tidak lagi terlalu memikirkan hal ini. Sudahlah, biarkan saja walaupun ternyata aku memang benar-benar mengidap Boys Phobia Syndrome ini. Tapi, beberapa hari yang lalu, ketika aku menghadiri acara pembukaan Gebyar FKIP di kampusku. Saat itu aku pergi bersama temanku *tentu saja teman perempuan*. Sesampainya di sana, ternyata ia janjian untuk bertemu dengan teman laki-lakinya. Setidaknya aku tahu sedikit banyak tentang si temannya ini. Asal Indramayu *bertetangga dengan kotaku*. Jurusan Psikologi di kampusku. Mengikuti organisasi DPM *Dewan Perwakilan Mahasiswa* dan UADTV. Singkat cerita, ketika ia dan temanku mengobrol lewat social media, ia selalu menggunakan bahasa Indramayu. Tentu saja temanku yang bukan berasal dari sana tak mengerti dengan apa yang ia ucapkan. Bahasa Indramayu yang notabene 11-13 dengan bahasaku membuatku harus mengartikan kalimat demi kalimatnya. 
Karna hal inilah ia juga jadi mengenalku. Kembali lagi ke peristiwa pembukaan Gebyar FKIP. Ketika mereka bertemu, tiba-tiba saja si dia meminta untuk bertemu denganku. Aku pikir, tak ada alasan bagiku untuk bertemu dengannya. Untuk apa? Kenal saja tidak.
Ia tetap ingin bertemu denganku dan aku tetap pada pendirianku. Padahal tempat ia duduk hanya beberapa meter saja di belakangku. Namun karna lampu yang dimatikan hingga suasana menjadi gelap, kita sama-sama tidak bisa saling melihat.
Beberapa saat kemudian, karna ada keperluan khusus yang mengharuskanku untuk berteriak pada temanku, akhirnya terlontarlah teriakan andalanku yang cukup lumayan kencang.
Ketika dalam perjalanan pulang, saat aku sedang konsentrasi menyetir motor, tiba-tiba temanku menceritakan kejadian tadi. Ketika temannya ingin bertemu dengan ku tapi aku menolaknya, ternyata teman ku mengatakan padanya bahwa aku sedikit pemalu dengan lawan jenis. Tapi apa yang dikatakan oleh temannya? 'Pemalu kok tadi teriak-teriak gitu? Udah gitu kenceng lagi teriakannya.'
Eh? Ternyata benar juga apa yang dikatakannya. Ini sama saja halnya dengan seharusnya aku tidak perlu malu ketika berada di dekat lawan jenis, apalagi sampai mengidap Boys Phobia Syndrome. Oke, terima kasih atas pemahaman singkat yang 'tak sengaja' kau berikan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Girl's Diary Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea